Jumat, 24 Mei 2013

                                         :) Keep smile...:)



          Menuju kesuksesan tidak selalu berjalan mulus,kawan. Adakalanya kita harus tertatih, terjatuh,terseok-seok, bahkan banjir air mata untuk bisa sampai pada puncaknya.Sungguh tak ada yang instan. Pun ketika kuliah harus terhenti di tengah jalan, planning jauh dari kenyataan,dan seabrek masalah yang datang silih berganti melemahkan semangat yang terpatri.Tak ada alasan untuk membuatmu berhenti bermimpi,tak ada alasan untuk membuatmu berhenti berusaha. Sesulit apapun rintangan itu,tetaplah maju,dan taklukkan halang rintang menuju masa depan gemilang. Serumit apapun jalan yang kau tempuh,percayalah...kelak kan terasa mudah setelah kau berhasil melewatinya. Tidak kan ada yang sia-sia,kawan....
kebaikan itu selamanya berbuah manis. Seperti kata pepatah arab,kawan...
إزرع جميلا ولو في غير موضعه,,
فلن يضيع جميل أينما زرع                    

" Tanamlah suatu kebaikan,meski bukan pada tempatnya.sebab,kebaikan itu tak kan hilang dimanapun engkau tanam".

Kamu boleh bersedih bahkan menangis sepuasnya ketika kamu mengalami kesulitan dalam hidupmu. Menangislah kawan,jika itu perlu atau dengan menangis itu dapat melegakan perasaanmu,asal jangan larut,dan bangkitlah setelah itu.Sesulit apapun itu,ia kan berlalu.Bahkan kamu akan lupa jika kamu kemarin menangis ketika kamu mendapat kebahagiaan hari ini. Bukankah Allah telah mengatakan "setelah kesusahan itu ada kemudahan".
so,,mulai sekarang....lalui hidupmu dengan senyum dan optimis..
bahwa esok kan cerah berawan setelah hujan semalam.

_keep smile_


Jumat, 10 Februari 2012

Jangan Ciderai ‘Ruh’ Kerudung!

Nama Afrianti sontak melambung. Pertama, pada 22/01/20012 -di Jakarta- mobil yang dikemudikan wanita yang baru pulang dari ‘safari dugem’ itu menabrak 13 orang dan 9 diantaranya meninggal. Kedua, saat diperiksa, dia tampil berkerudung. Artinya, dia memperpanjang daftar wanita yang tiba-tiba kerap berkerudung saat menghadapi masalah hukum.
Untuk apa? Apa kira-kira makna kerudung bagi Afriyanti (plus sejumlah wanita lainnya) yang tiba-tiba ska berkerudung? Apa implikasinya bagi (umat) Islam? Pertanyaan itu penting, karena –konon- dikesehariannya mereka diketahui tidak biasa berkerudung.

Kamis, 09 Februari 2012

kenapa mesti takut nikah?

Kita hidup di zaman yang mengajarkan pergaulan bebas, menonjolkan aurat, dan mempertontonkan perzinaan. Bila mereka berani kepada Allah dengan melakukan tindakan yang tidak hanya merusak diri, melainkan juga menghancurkan institusi rumah tangga, mengapa kita takut untuk mentaati Allah dengan membangun rumah tangga yang kokoh? Bila kita beralasan ada resiko yang harus dipikul setelah menikah, bukankah perzinaan juga punya segudang resiko? Bahkan resikonya lebih besar. Bukankankah melajang ada juga resikonya?
Hidup, bagaimanapun adalah sebuah resiko. Mati pun resiko. Yang tidak ada resikonya adalah bahwa kita tidak dilahirkan ke dunia. Tetapi kalau kita berpikir bagaimana lari dari resiko, itu pemecahan yang mustahil. Allah tidak pernah mengajarkan kita agar mencari pemecahan yang mustahil. Bila ternyata segala sesuatu ada resikonya, maksiat maupun taat, mengapa kita tidak segera melangkah kepada sikap yang resikonya lebih baik? Sudah barang tentu bahwa resiko pernikahan lebih baik daripada resiko pergaulan bebas (baca: zina). Karenanya Allah mengajarkan pernikahan dan menolak perzinaan.

Rabu, 18 Januari 2012

kisah

                               Maafkan dan Lupakan..  

   
      Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU.
     Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuat batu HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU.
     Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu ?" Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."
    Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir..*
                                    

Renungan

                                  Pesan Tuhan
 
 Ketika AKU menciptakan langit dan bumi,
AKU berfirman dan jadilah..
Ketika AKU menciptakan pria,
AKU membentuknya dan meniupkan nafas ke lubang hidungnya.
Tetapi engkau, wanita, AKU menghiasmu setelah aku meniupkan nafas kehidupan ke pria karena lubang hidungmu terlalu lembut. 
AKU membiarkan pria tertidur dengan nyenyak sehingga AKU dapat dengan sabar dan sempurna membentuk engkau.
Pria AKU buat tertidur supaya dia tidak dapat mencampuri.
Dari satu tulang, AKU menghiasmu. 
AKU memilih tulang yang melindungi pria. 
AKU memilih tulang rusuk, yang melindungi jantung dan paru-paru juga mendukungnya, sebagaimana yang harus kamu lakukan. 
Dari satu tulang ini, AKU membentukmu dengan sempurna dan cantik.
Sifatmu adalah tulang rusuk, kuat tetapi lembut dan mudah patah. Engkau menyediakan perlindungan untuk organ paling lembut dari pria yaitu hati atau jantungnya. Jantungnya adalah pusat dari kehidupannya, paru-paru menggenggam nafas kehidupan. 
Tulang rusuk akan membiarkan dirinya patah sebelum ia mengijinkan kerusakan terjadi pada jantung. 
Dukunglah pria sebagaimana tulang rusuk melindungi tubuhnya.
Engkau tidak diambil dari kakinya untuk menjadi alasnya, tidak juga diambil dari kepalanya untuk menjadi atasannya.

Sabtu, 18 Juni 2011

Bimbang...

Haruskah Menolak Khitbah (Pinangan)?

Rabu, 11 Mei 2011
      SAHABAT Bilal melamar seorang wanita Quraisy (suku terhormat) untuk dinikahkan dengan saudaranya. Ia berkata kepada keluarga wanita Quraisy, “Kalian telah mengetahui keberadaan kami. Dahulu kami adalah para hamba sahaya, lalu kami dimerdekakan Allah l. Kami dahulu adalah orang-orang tersesat, lalu kami diberikan hidayah oleh Allah l. Kami dulunya fakir, lalu kami dijadikan kaya oleh-Nya. Kini, kami akan melamar wanita Fulanah ini untuk dijodohkan dengan saudaraku. Jika kalian menerimanya, maka alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Dan, bila kalian menolak, maka Allahu akbar (Allah Maha Besar).”
Anggota keluarga wanita itu tampak saling memandang satu dengan yang lainnya. Mereka lalu berkata, “Bilal termasuk orang yang kita kenal kepeloporan, kepahlawanan, dan kedudukannya di sisi Rasulullah n. Maka, nikahkanlah saudaranya dengan putri kita.” Mereka lalu menikahkan saudara Bilal dengan wanita Quraisy tersebut. Usai itu, saudara Bilal berkata kepada Bilal, “Mudah-mudahan Allah l mengampuni. Apa engkau menuturkan kepeloporan dan kepahlawanan kami bersama dengan Rasulullah, sedang engkau tidak menuturkan hal-hal selain itu?”
Bilal menjawab, “Diamlah saudaraku, kamu jujur, dan kejujuran itulah yang menjadikan kamu menikah dengannnya.” (Al Mustathraf, I : 356).

for U ikhwan and akhwat

Saatnya untuk Segera Menikah
Kamis, 26 Mei 2011
   
SAYA tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya.
Banyak orang menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.


Lingkaran Ketakutan
Bila di usia dua puluh tahunan, umumnya para bujangan menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan. Namun di usia menjelang tiga puluh hingga tiga puluh lima sudah berubah lagi masalahnya.
Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang kadang sulit dipenuhi.